Gunung Kidul Kembangkan Kawasan Penyangga Geopark Gunungsewu

TEMPO.CO, Gunungkidul – Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan kawasan penyangga Geopark Gunungsewu. Hal itu dilakukan agar Geopark Gunungsewu tidak dikeluarkan dari jaringan geopark internasional dalam menghadapi validasi UNESCO di 2019.

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Hary Sukmono di Gunung Kidul, Selasa, 18/7, mengatakan pengembangan kawasan penyangga Geopark Gunungsewu harus memperhatikan tiga indikator penting, yakni: baylor university, culture university, dan geo university.

“Di dalam indikator itu ada edukasi, konservasi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, pembangunan berkelanjutan, dan mitigasi gasi bencana,” kata Hary.

Keperluan akan daerah penyangga itu sempat dibahas saat dia mememnuhi undangan tim percepatan geopark di Indonesia. Salah satu upaya yang direkomendasikan adalah meningkatkan keberadaan penyangga 13 situs geosite. “Kami ambil contoh dalam pendukung geosite Gunung Api Purba Nglanggeran misalnya, ada Kampung Emas, Desa Wisata Kerajinan Bobung, dan Desa Wisata Jelok,” kata Hary.

Geopark Gunungsewu meliputi tiga kabupaten masing-masing Gunung Kidul, Pacitan dan Wonogiri. Ada puluhan geosite didalamnya. Khusus Gunung Kidul ada 13 situs geosite yakni, Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Kali Ngalang, Gedangsari, Hutan Wanagama, Playen, Air Terjun Sri Gethuk, Bleberan, Playen, Gua Kali Suci, Semanu, Gua Jomblang, Semanu, Gua Pindul, Bejiharjo, Karangmojo, Lembah Karst Mulo, Wonosari.

Selanjutnya, Pantai Baron-Pantai Kukup-Pantai Krakal, Tanjungsari, Pantai Siung-Gunung Batur-Pantai Wediombo, Tepus dan Girisubo, Hutan Wisata Turunan, Girisuko, Panggang, Gua Cokro, Umbulrejo, Ponjong dan Bengawan Solo Purba (Sadeng) wilayah Desa Pucung, Kecamatan Girisubo.

Sumber: https://travel.tempo.co/read/news/2017/07/18/204892453/gunung-kidul-kembangkan-kawasan-penyangga-geopark-gunungsewu