Warisan budaya Indonesia semakin dikenal oleh masyarakat dunia melalui pagelaran seni dan budaya yang diselenggarakan di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis. Pertunjukan tari dan musik yang berjudul ‘Presenting Indonesian Heritage to the World’ dilaksanakan pada Kamis, 19 September 2019 dan dihadiri oleh sekitar 1000 penonton yang terdiri dari kalangan diplomatik, pemerhati Indonesia dan masyarakat umum di Prancis.
Acara ini menampilkan pertunjukan budaya dari lima daerah di Indonesia, yaitu Kesenian Minangkabau (Gastarana), Kesenian Gendang Beleq-Lombok (Puspa Gita Pertiwi), Gamelan dan Tarian Jawa (Pantcha Indra), Kesenian Sunda dan atraksi Pencak Silat (Kontingen Budaya dan Pencak Silat Jawa Barat), serta kesenian Bali (Puspa Warna). Kelima daerah tersebut dipilih untuk mewakili daerah di Indonesia yang memiliki warisan (budaya, geopark, heritage site) yang telah diakui oleh UNESCO.
Wakil Tetap RI untuk UNESCO, Duta Besar Arrmanatha C. Nasir, mengatakan kegiatan ini merupakan wujud komitmen Indonesia terhadap UNESCO dalam melindungi, mempertahankan dan mengembangkan warisan budaya bagi generasi mendatang. Selain itu, pagelaran seni tersebut juga dimanfaatkan sebagai ajang promosi daerah-daerah tujuan wisata di Indonesia melalui tayangan video singkat yang menampilkan kekayaan alam dan budaya Indonesia.
Surya Rosa Putra, Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO selaku Koordinator Acara, mengatakan, kegiatan ini juga dilakukan untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya Indonesia dan selebrasi berbagai situs yang diinskripsi pada 2019 seperti tambang batu bara Ombilin, Sawahlunto. Kegiatan tersebut juga merupakan bentuk kampanye warisan Indonesia yang masih dalam proses inskripsi UNESCO, seperti pencak silat dan gamelan.
Melalui upaya diplomasi budaya seperti ini, KBRI Paris berharap agar seluruh anggota UNESCO dapat lebih mengenal kekayaan alam, budaya dan biosfer Indonesia. Selain itu, KBRI Paris juga mendorong agar semakin banyak kekayaan alam dan budaya Indonesia yang diakui UNESCO sebagai warisan dunia.
Sumber: KWRI UNESCO