Tim Ahli WBTB Uji Petik Pantun Jelang Diantar ke Unesco

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Rangkuman seluruh informasi dan data perihal pantun Melayu divalidkan. Tim Ahli Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Selasa (14/3) melakukan uji petik di Pekanbaru sebagai langkah menuju pengusulan pantun sebagai WBTB dunia ke Unesco. Karena batas akhir pendaftaran 31 Maret ini.

Seluruh pihak terkait di Riau serta unsur masyarakat turut memberikan dukungan melalui penandatanganan dukungan. Turut hadir dalam uji petik yang digelar di Aula Perpustakaan Soeman HS Riau, Jalan Sudirman Pekanbaru Plt Kadis Kebudayaan Riau Yoserizal Zen, Ketua DPA LAM Riau Al Azhar, budayawan Riau Taufik Ikram Djamil dan lainnya.

Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Nadjamuddin Ramly mengungkapkan, pemerintah sekarang menghimpun pantun menuju WBTB Dunia dengan mengambil sampel di Riau dan Kepri. Selain itu kementerian juga sudah menjajaki kemitraan dengan Malaysia, pertemuan di Singapura, hingga Thailand Selatan.

‘’Jadi ada dua negara saja berkolaborasi antara Indonesia dan Malaysia, mengusulkan pantun sebagai warisan budaya tidak benda menjadi warisan tidak benda dunia. Sebagai Intenjibel Heritage of the World, dukungan Disbud Riau dan Kepri sebagai penguat dan pelengkap dokumen tersebut,’’ ujarnya.

Diceritakan Nadjamuddin, 31 Maret 2017 dokumen pantun harus sudah diterima di Paris. Karenanya sekarang Kemendikbud mencoba menggesa penyelesaian di daerah agar pada 25 Maret sudah dikirimkan ke Paris. Melalui tim ahli yang dipimpin Prof Pudensia, sekarang tengah bekerja, menerjemahkan kumpulan-kumpulan pantun beserta dokumen sejarahnya ke bahasa Inggris.

Dengan demikian sepekan ke depan akan diintensifkan penyelesaiannya. Sebagai pijakan pertama dan menjadi perhatian pemerintah. ‘’Kebijakan menambah maestro pantun misalnya. Kesejahteraan harus diperhatikan. Sehingga bisa diajarkan pada generasi muda. Ini sangat terkait program Presiden dalam pembangunan karakter bangsa,” paparnya.

Aplikasi di Provinsi Riau dan Kepri misalnya kedepan bisa diwajibkan anak-anak dirumah bisa berpantun. Semangat itu harus ditingkatkan, sampai ditularkan ke seluruh nusantara. Usulan pantun sebagai WBTB Dunia setelah dimasukkan ke Unesco nantinya akan dibahas pada 2018. ‘’Tahun ini dibahas dalam sidang Unesco untuk Pinisi dari Indonesia. Ditetapkan 4-6 Desember di Seoul,’’ tambahnya.

Sementara itu, Ketua Tim Ahli WBTB Prof Pudensia menambahkan, untuk sidang verifikasi sudah selesai. Uji petik nanti akan dilanjutkan di Jakarta pada pekan depan. Melalui uji petik nantinya dokumen yang sudah lengkap, akan diverifikasi dan dikonfirmasi, dan pihak Malaysia bakal datang.

‘’Uji petik nanti akan dilihat apakah masih ada dokumen yang masih kurang, dijadwalkan 23 Maret. Masih dalam versi Indonesia, melengkapi lagi, kerangka aksi apa yang mau dilakukan, pantun terancam punah. Misalnya mau dimasukkan sebagai materi pembelajaran, harus ada SK Disdik, kemudian festival pantun dilaksanakan harus ada dokumentasi,’’ paparnya.

Selain meenerjemahkan dalam bahasa Inggris, nantinya pantun akan diantar ke kantor pusat Unesco di Paris. Dijelaskan Pudentia sekarang ini terdapat 444 WBTB di Indonesia yang diakui. Riau terdapat 10 yang sudah diakui sebagai warisan budaya tak benda ini.(egp)

Galeri foto terkait: Rapat Nominasi Pantun untuk ICH 2017

Sumber: http://www.riaupos.co/berita.php?act=full&id=145153&page=2#.WM_OGiHyh3o