Di bidang komunikasi dan informasi, Indonesia sebelumnya telah menunjukkan perhatian yang besar dalam isu kebebasan berekspresi yang menjadi salah satu program prioritas di UNESCO. Indonesia pernah menjadi rumah UNESCO Global Media Forum di Bali pada bulan Agustus 2014, yang menghasilkan dokumen Bali Road Map for Media Development. Capaian Indonesia dalam bidang media dan kebebasan berekspresi tersebut menjadi perhatian UNESCO hingga Indonesia mendapatkan tawaran untuk menjadi tuan rumah UNESCO World Press Freedom Day (WPFD) pada tahun 2017. Komitmen Pemri untuk menerima tawaran tuan rumah tersebut telah disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI dan telah diteruskan kepada Deputi Dirjen UNESCO. Pada bulan November 2015, Duta Besar/Delegasi Tetap RI untuk UNESCO telah menerima surat undangan resmi dari Dirjen UNESCO untuk hadir pada acara WPFD 2016 di Helsinki, Finlandia. Pada acara WFPD 2016 tersebut, Duta Besar/Delegasi Tetap RI untuk UNESCO diminta untuk memberikan kata sambutan dan menyampaikan kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah WPFD 2017.
Khusus dalam bidang kebebasan pers, hingga saat ini UNESCO masih menanyakan perkembangan kasus pembunuhan wartawan Radar Surabaya, a.n. Herliyanto. Herliyanto dilaporkan terbunuh pada tahun 2006. Setiap tahun, Dirjen UNESCO mengirimkan surat untuk menanyakan perkembangan penyelidikan kasus tersebut. Sebelumnya, pada tahun 2014, Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO telah mendapatkan informasi dari KNIU bahwa tiga dari tujuh orang tersangka pembunuhan telah tertangkap dan sisanya masih buron. Pada tahun 2015, informasi yang sama diterima Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO dari Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Dewan Pers Indonesia, sehingga UNESCO menganggap belum ada perkembangan yang berarti dari penyelidikan kasus pembunuhan tersebut. Mengingat selama beberapa tahun terakhir UNESCO secara rutin selalu menanyakan perkembangan penyelidikan kasus pembunuhan wartawan tersebut, dapat diperkirakan pada tahun-tahun berikut kasus dimaksud akan kembali ditanyakan kepada Indonesia.
Terkait dengan Memory of the World (MOW) Programme, nominasi Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) telah berhasil diinskripsi ke dalam MOW dalam pembahasan oleh Advisory Committee pada 12th Meeting of the International Advisory Committee for the Memory of the World Programme di Abu Dhabi, UAE, pada bulan September 2015. Inskripsi Arsip KAA ke dalam MOW dipandang sangat baik dan merupakan pengakuan terhadap partisipasi aktif Indonesia pada Konferensi di tahun 1955 tersebut.
Terkait isu kebebasan berekspresi dan kebebasan pers, Indonesia juga aktif berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan International Programme for the Development of Communication (IPDC). Dewan Pers Indonesia telah beberapa kali hadir dalam diskusi-diskusi tentang kebebasan pers di UNESCO.
Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO juga turut berpartisipasi pada pertemuan antar-pemerintah untuk membahas revisi Draft Recommendation Concerning the Preservation of, and Access to, Documentary Heritage in the Digital Era, pada tanggal 1-2 Juli 2015 di Kantor Pusat UNESCO. Tujuan dari pembuatan draf rekomendasi tersebut adalah untuk memberikan standard-setting instrument bagi pendokumentasian secara digital terhadap arsip-arsip bernilai warisan tinggi. Beberapa negara, termasuk Indonesia, menyuarakan dukungan terhadap pendokumentasian digital tersebut, namun menggarisbawahi pentingnya menggunakan perangkat digital yang bersifat terbuka. Hal tersebut dianggap dapat menghindari monopoli oleh pihak industri dalam upaya digitalisasi dokumen bersejarah dan bernilai warisan tinggi. Pertemuan tersebut juga sepakat bahwa masing-masing negara selayaknya mulai memikirkan peraturan perundang-undangan terkait pendokumentasian digital tersebut, mengingat selama ini isu digitalisasi dokumen tersebut belum diberikan perhatian secara penuh. Dokumen revisi tersebut kemudian disahkan pada Sidang Umum ke-38 UNESCO di bulan November 2015.
Kegiatan-kegiatan UNESCO lainnya di bidang komunikasi dan informasi yang dihadiri oleh Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO dan/atau Delegasi Indonesia (Delri) dari Indonesia selama tahun 2015 adalah sebagai berikut.
- 10 Februari 2015 di Kantor Pusat UNESCO: Launching of the Partnership between UNESCO, OCP S.A. and Kursh Communication Ltd. for the Production of Series of 6 Films based on the General History of Africa. Delri: Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO.
- 27 Februari 2015 di Kantor Pusat UNESCO: Pertemuan Developing Broadband Foundation for the Future. Delri: Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO.
- 5 Maret 2015 di Kantor Pusat UNESCO: Pertemuan Information for All Programme (IFAP) Bureau. Delri: Kepala Badan Litbang Kominfo dan Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO.
- 30 Juni – 3 Juli 2015 di Kantor Pusat UNESCO: Intergovernmental Meeting on the draft Recommendation on the Preservation of and Access to Documentary Heritage in the Digital Age. Delri: Prof. Dr. Gati Gayatri, MA (Kemenkominfo) dan Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO.