Togel Online Terlengkap dan Terpercaya 2022 online togel terlengkap kami menyediakan permainan online togel terbaik dan terpercaya di Indonesia.

Rekomendasi memilih situs online togel tebaik tahun 2021, menerima deposit menggunakan pulsa

https://buero-paris.com/ https://sunmpo.com/
Fauzi Soelaiman – KWRI UNESCO | Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO https://kwriu.kemdikbud.go.id KWRI UNESCO | Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO Tue, 30 May 2017 18:48:29 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.2.20 https://kwriu.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/11/cropped-icon-2-32x32.png Fauzi Soelaiman – KWRI UNESCO | Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO https://kwriu.kemdikbud.go.id 32 32 Usai dari Paris, Ridwan Kamil Mantap Optimistis Pencak Silat Diakui UNESCO https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/usai-dari-paris-ridwan-kamil-mantap-optimistis-pencak-silat-diakui-unesco/ Tue, 16 May 2017 00:44:20 +0000 http://kwriu.kemdikbud.go.id/?p=10121 BANDUNG, (PR).- Usai melakukan lobi dan negosiasi dengan UNESCO di Paris, Perancis, pekan lalu tentang penetapan Pencak Silat sebagai warisan budaya tak benda, Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil optimistis kesenian asli Indonesia itu bisa diakui UNESCO.

“Saya sangat optimis, karena kunci argumentasinya sangat kuat. Nanti duta besar kita di UNESCO, Pak Fauzi, juga akan melobi terus-menerus,” ungkap Ridwan di Balai Kota Bandung, Selasa, 16 Mei 2017.

Kekuatan itu, menurut Ridwan, terletak pada kombinasi antara seni musik, seni bela diri, olahraga, dan seni busana.

“Tidak ada beladiri di dunia lain yang memiliki empat aspek budaya itu dalam satu kegiatan budaya,” imbuh Ridwan.

Diberitakan sebelumnya, Ridwan dipercaya oleh pemerintah pusat untuk melakukan negosiasi dengan UNESCO guna meyakinkan mereka agar menetapkan Pencak Silat sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia. Ia datang bersama 27 orang rombongan dari Masyarakat Pencak Silat Indonesia (MASPI).

Ia mengatakan, selain melakukan lobi, tim Indonesia juga mempresentasikan tampilan Pencak Silat dengan sangat baik mulai dari penampilan pencak silat sebagai bela diri, seni, dan atraksi kekebalan. Atraksi tersebut, menurut Ridwan, cukup menyita perhatian karena dianggap unik oleh orang luar negeri.

“Kemudian mereka melakukan kegiatan workshop-workshop juga dengan warga Perancis untuk mempopulerkan silat,karena ternyata di sana ada padepokan silat yang anggotanya orang-orang Perancis. Mudah-mudahan bisa jadi satu nilai tambah,” tutur pria berkacamata itu.
Delegasi Indonesia tampil di hadapan lebih dari 1000 penonton. Puluhan duta besar UNESCO dari berbagai negara juga turut menyaksikan penampilan tersebut.
“Cara memenangkan pengakuan itu juga harus didukung oleh negara lain. Itu nanti adalah tugas duta besar UNESCO melobi negara lain untuk mendukung kita,” imbuh Ridwan.

Proses lobi dan berbagai upaya lainnya akan terus dilakukan Indonesia hingga masa proses penjurian selesai. Adapun pengumuman penetapan oleh UNESCO rencananya akan dilakukan pada akhir tahun 2018 atau awal tahun 2019 mendatang.***

Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/olah-raga/2017/05/16/usai-dari-paris-ridwan-kamil-mantap-optimistis-pencak-silat-diakui-unesco

]]>
Membawa Pencak Silat ke UNESCO https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/membawa-pencak-silat-ke-unesco/ Thu, 11 May 2017 14:15:01 +0000 http://kwriu.kemdikbud.go.id/?p=9184 PARIS, Kompas.com – Harapan bangsa Indonesia menjadikan Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda menyeruak setelah penampilan Tim Pencak Silat MASPI (Masyarakat Pencak Silat Indonesia) berhasil mengguncang panggung pertunjukan Salle 1 Unesco House, selasa malam waktu Paris Perancis, (Rabu WIB).

Lebih dari seribu penonton yang berasal dari perwakilan 185 negara anggota Unesco dan praktisi beladiri, terpukau dengan aksi pesilat-pesilat Maspi yang mewakili 6 perguruan dan 2 aliran Pencak Silat Jawa Barat, Ciung Wanara, Panglipur, Gelar Pusaka MHI, Pager Kancana, Si Macan Tutul dan Badak Putih, serta Aliran Cikalong dan Sera.

Paduan rampak kendang pencak dan gerakan seni bela diri yang di peragakan para pesilat, menjadikan pencak silat bukan hanya seni bela diri tetapi juga sebuah performa seni pertunjukan. “Menarik dan megagumkan. Pencaksilat ternyata bukan sekedar jurus-jurus cara berkelahi. Pencak silat sebuah seni bela diri yang dapat dinikmatisebagai sebuah tontonan yag unik’’ demikian menurut salah seorang penonton yang melakukan standing applause di akhir pertunjukan.

Acara yang dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Perancis, Hotmangaradja M. P. Pandjaitan, Duta Besar/wakil delegasi tetap Indonesia untuk UNESCO Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman, Walikota Bandung Ridwan Kamil dan artis senior sekaligus UNESCO Goodwil Ambassador untuk kawasan Asia Tenggara Christine Hakim ini menampilkan pergelaran pencak silat tematik non naratif dengan tema “Friendship, Brotherhood & Everlasting Peace,” pergelaran ini merupakan dukungan nyata MASPI terhadap proses pengajuan Pencak Silat untuk menjadi Warisan Budaya Dunia Tak Benda asal Indonesia.

“Puji syukur Alhamdulillah, kegiatan ini bisa berjalan dengan sukses dan mudah-mudahan menjadi pembuka jalan sehingga pada akhirnya Pencak Silat ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda asal Indonesia. Kita patut bangga melihat penampilan tim pencak silat Indonesia yang tampil dengan penuh kesungguhan demi membawa nama Bangsa dan Negara di pentas UNESCO ini” ujar Edwin Senjaya wakil ketua DPRD kota Bandung yang juga Pembina MASPI.

Sebagaimana diketahui, akhir Maret 2017 pencaksilat diajukan ke UNESCO untuk menjadi Warisan Budaya Dunia Tak Benda , Intangible Cultural World Heritage. Pengajuan ini dilakukan Indonesia mengingat pencaksilat memuhi syarat dan memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh bela diri lain. Penampilan pencaksilat di kota Paris ini merupakan aksi program untuk mempromosikan Pencaksilat goes to UNESCO.

“Dengan tampil di kota Paris yang merupakan salah satu kota besar pusat seni dan budaya dunia, tentunya kita tidak bisa menampilkan pergelaran yang sekedarnya saja, konsep pergelaran ini tidak lepas dari berbagai unsur penting dalam pertunjukkan yang sangat kami perhatikan, unsur komposisi, koreograpi, artistic, penataan lighting, tata busana, make up dan aransemen musik menjadi unsur yang penting dan sangat kami perhatikan, unsure tersebutlah yang membuat pergelaran pencak silat ini berbeda dengan pergelaran pencak silat yang biasa di tampilkan pada umumnya, kami ingin memperkenalkan pencak silat tidak hanya dari sisi beladiri saja, namun juga mengandung unsur seni, budaya, falsafah, artistik dan hiburan” papar Wahdat MY, yang merupakan penanggung Jawab pergelaran dalam tampilan di kota Paris ini.

“Pergelaran pencak silat serupa pernah di tampilkan di berbagai negara di eropa pada kisaran tahun 1989 – 2003 lalu, namun untuk pergelaran di markas besar Unesco ini adalah pergelaran perdana” sambung Wahdat.

Tampilnya pencaksilat dipentas UNESCO ini tidak lepas dari dukungan penuh pemerintah Kota Bandung dan pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Kami berterima kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan & Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kedutaan Besar RI untuk Perancis & Kedutaan Besar/Wakil delegasi tetap Indonesia untuk UNESCO yang telah mendukung penuh atas program ini dan diharapkan hal ini dapat di pertahankan demi keberlangsungan berbagai program dukungan terhadap proses pengajuan pencak silat menjadi warisan budaya dunia tak benda dari Indonesia.” Ujar ketua MASPI, Asep Gurwawan yang juga ambil bagian dalam aksi panggung pencaksilat ini.

Sementara itu, Christine Hakim menyatakan perlunya komitmen yang kuat dari para stakeholder pencaksilat di tanah air, baik pelaku dan pamangku pencaksilat, pemerintah dan masyarakat umum, untuk mendukung upaya menjadikan Pencaksilat sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda.

“Apa yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung patut dicontoh oleh pemerintah dan stakeholder pencaksilat lain. Karena tanpa dukungan pemerintah dan stakeholder akan sulit bagi Indonesia untuk menjadikan pencaksilat sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda.”

Hal senada juga diungkapkan Duta Besar/wakil delegasi tetap Indonesia untuk UNESCO Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman,” Secara criteria Pencaksilat sangat memenuhi syarat, namun semua itu harus didukung penuh oleh para stakeholder pencaksilat. Kalau semua iu sudah dilakukan saya yakin pencaksilat akan segera ditetapkan UNESCO menjadi Warisan Budaya Dunia Tak Benda.”

Diperkirakan akhir tahun 2018 atau awal 2019 hasil evaluasi UNESCO terhadap pencaksilat sudah selesai, sehingga tahun 2019 mendatang pencak silat sudah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda atau Intangible Cultural World Heritage.

Sumber gambar fitur: Kompas

Sumber: http://olahraga.kompas.com/read/2017/05/11/19464821/.membawa.pencak.silat.ke.unesco

]]>
Dukung Geopark Ciletuh Menjadi Taman Global UNESCO, Fauzi Soelaiman Minta Unpad Lakukan Banyak Kerjasama https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/dukung-geopark-ciletuh-menjadi-taman-global-unesco-fauzi-soelaiman-minta-unpad-lakukan-banyak-kerjasama/ Mon, 06 Feb 2017 13:52:57 +0000 http://kwriu.kemdikbud.go.id/?p=5146
(Dok.: KWRI UNESCO)

[Unpad.ac.id, 6/2/2017] Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, T.A. Fauzi Soelaiman melakukan kunjungan ke Universitas Padjadjaran. Kunjugan tersebut diterima secara resmi oleh Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, di Ruang Kerja Rektor Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Jumat (3/2) siang.

Dalam kesempatan tersebut dibahas beberapa kemungkinan kerja sama antara Unpad dengan UNESCO. Salah satu potensi kerja sama ialah penguatan pengembangan Geopark Ciletuh yang juga telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu kawasan Geopark dunia.

“Kami berharap Ciletuh bisa masuk sebagai wilayah yang menjadi Taman Global UNESCO,” kata Fauzi.

Lebih lanjut Fauzi mengatakan, kawasan Ciletuh akan bersaing dengan Gunung Rinjani dan Danau Toba untuk menjadi Taman Global. UNESCO sendiri akan menetapkan dua wilayah untuk menjadi Taman Global di tahap pertama. Untuk itu, ia meminta Unpad untuk melakukan banyak kerja sama dalam pengembangan Ciletuh.

“Kami siap membantu, biasanya prosedurnya masuk dulu ke Komisi Nasional Indonesia-UNESCO baru masuk ke UNESCO,” tambah Fauzi.

Hal lain yang dikatakan Fauzi adalah mendorong sumber daya manusia Indonesia untuk dapat menjadi wakil di UNESCO. Menurutnya, perwakilan Indonesia di UNESCO terbilang sedikit. Ia berharap Unpad memiliki wakil representatif untuk bisa menjadi bagian dari organisasi di bawah naungan PBB tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor memaparkan potensi wilayah Ciletuh. Unpad sendiri sudah menjadi bagian bersama pemerintah provinsi, daerah, dan beberapa institusi dalam mengembangkan wilayah Ciletuh. Kawasan ini sudah lama menjadi lokasi penelitian dosen Unpad, khususnya dari Fakultas Teknik Geologi.

Berangkat dari kerja sama tersebut, pengembangan Geopark Ciletuh menjadi salah satu program unggulan Unpad yang dikoordinatori Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., PhD. Tahun ini, lanjut Rektor, pemerintah provinsi Jabar telah menyusun kebijakan dalam berbagai aspek  pengembangan Geopark Ciletuh,  termasuk infrastruktur untuk kemudahan akses, dll.

“Kami memberikan support untuk aspek riset. Beberapa profesor punya side untuk riset di sana,” kata Rektor.*

Laporan oleh Arief Maulana / wep

Sumber: http://www.unpad.ac.id/2017/02/dukung-geopark-ciletuh-menjadi-taman-global-unesco-fauzi-soelaiman-minta-unpad-lakukan-banyak-kerjasama/

]]>
Perwakilan Unesco ke Bandung, Pencak Silat akan Dimasukkan dalam Warisan Budaya https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/perwakilan-unesco-ke-bandung-pencak-silat-akan-dimasukkan-dalam-warisan-budaya/ Fri, 03 Feb 2017 15:22:33 +0000 http://kwriu.kemdikbud.go.id/?p=5163 BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID – Duta Besar/ Deputi Wakil Tetap RI di Unesco, Dr TA Fauzi Soelaiman mengunjungi kediaman dinas Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil guna membicarakan terkait budaya pencak silat masuk dalam kategori warisan budaya tidak benda di Unesco pada 2018.

Sebelum ditetapkannya pencak silat sebagai warisan budaya tidak benda, kata Fauzi, akan terlebih dahulu mengadakan kegiatan atau pertunjukan pada Mei 2017.

“Insya Allah kami masukan pada 2018 dan nominasi pada 2019. Dan alhamdulillah pak Wali juga menyetujui niat ini,” kata Fauzi di Pendopo, Jumat (3/2/2017)

Selain itu, bukan hanya ingin memperkenalkan pencak silat, tetapi Fauzi juga menyebut ingin memasarkan angklung yang telah tercatat sejak 2010 di Unesco.

“Kami berharap dapat memberikan set angklung, apakah itu set biasa ataupun yang angklung robot. Kami memilih Bandung juga karena Bandung telah dikenal di Unesco sejak dipilih sebagai kota desain di jaringan kota kreatif Unesco,” ujarnya. (ff)

Sumber: http://jabar.tribunnews.com/2017/02/03/perwakilan-unesco-ke-bandung-pencak-silat-akan-dimasukkan-dalam-warisan-budaya

]]>
Indonesia Kirim Terus Kekayaan Warisan Budayanya ke UNESCO https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/indonesia-kirim-terus-kekayaan-warisan-budayanya-ke-unesco/ Fri, 03 Feb 2017 15:11:08 +0000 http://kwriu.kemdikbud.go.id/?p=5160
(Dok.: KWRI UNESCO)

BANDUNG-Pemerintah Republik Indonesia melalui Duta Besar/Wakil Tetap Republik Indonesia di UNESCO tengah berupaya untuk menominasikan Pencak Silat untuk ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2018 mendatang.

Duta Besar/Wakil Tetap Republik Indonesia di UNESCO Fauzi Soelaeman mengatakan, setiap dua tahun sekali, Indonesia selalu mengirimkan kekayaan warisan budayanya ke UNESCO.

“Jangka waktu dua tahun itu merupakan ketetapan dari UNESCO. Lembaga PBB tersebut hanya bisa memproses 50 permohonan setiap tahunnya dari seluruh negara,” ucapnya.

Menurut Fauzi, tahun lalu Pemerintah Indonesia sudah mendaftarkan Kapal Pinisi untuk ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.

“Untuk tahun ini kita akan upayakan pencak silat agar bisa masuk ke daftar di tahun 2018 untuk ditetapkan di 2019,” ujar Fauzi, usai melakukan pertemuan dengan Walikota Bandung, di Pendopo Kota Bandung, Jumat (03/02).

Fauzi menyatakan, upaya ini perlu dioptimalkan agar usulan tersebut tidak ditolak oleh UNESCO setelah sebelumnya sudah ada beberapa usulan Indonesia yang ditolak karena berbagai faktor.

“Jika nilainya kurang, kita bisa upayakan dengan cara-cara promosi yang intensif sehingga bisa mengubah pandangan juri. Itu yang terjadi pada yoga saat diajukan India tahun sebelumnya,” katanya. (Parno)

Galeri foto: Pertemuan dengan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, 2017

Sumber: http://jabarprov.go.id/index.php/news/21159/2017/02/03/Indonesia-Kirim-Terus-Kekayaan-Warisan-Budayanya-ke-UNESCO

]]>
Ridwan Kamil Ingin Angklung Mejeng di Gedung UNESCO https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/ridwan-kamil-ingin-angklung-mejeng-di-gedung-unesco/ Fri, 03 Feb 2017 14:28:14 +0000 http://kwriu.kemdikbud.go.id/?p=5156
(Dok.: Humas Pemkot Bandung)

BANDUNG, KOMPAS.com – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berencana mengirimkan alat musik tradisional sunda, angklung untuk dipajang di gedung UNESCO, Paris, Perancis.

Hal itu disampaikan Ridwan setelah bertemu dengan Duta Besar Tetap Republik Indonesia di UNESCO Prof. Fauzi Soelaeman, di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Jumat (3/2/2017).

“Ada angklung yang ingin kita hadiahkan kepada UNESCO, di sana ada ruangan yang menampilkan karya budaya yang luar biasa,” tutur .

Emil menuturkan, ada dua set angklung yang akan dikirim ke Paris, yakni angklung set standar dan angklung robotik. Keduanya diharapkan dapat menjadi salah satu etalase Indonesia di mata internasional.

“Angklungnya pun jangan yang biasa-biasa. Tapi kita buat dengan sangat bagus pakai ukiran-ukiran, mahakarya lah pokoknya,” imbuhnya.

Selain itu, Emil menginstruksikan jajarannya untuk menggunakan angklung sebagai salah satu media diplomasi budaya. Sebab itu, dalam waktu dekat ia akan mengirimkan angklung ke kedutaan-kedutaan besar di luar negeri yang telah menjalin komunikasi dengannya.

Sementara itu, Duta Besar/Deputi Wakil Tetap Republik Indonesia di UNESCO Fauzi Soelaeman akan memfasilitasi rencana tersebut. Dia mengatakan, proses itu tak akan memakan waktu lama.

“Insya Allah dalam beberapa bulan lagi angklung akan ada di sana untuk menjadi salah satu yang ditampilkan di UNESCO, Paris,” ucap Fauzi.

Sumber: http://regional.kompas.com/read/2017/02/03/1555453/ridwan.kamil.ingin.angklung.mejeng.di.gedung.unesco

]]>
Pantun Disusulkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/pantun-disusulkan-sebagai-warisan-budaya-tak-benda-dunia/ Sun, 25 Dec 2016 11:29:15 +0000 http://kwriu.kemdikbud.go.id/?p=4158 PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dubes Indonesia untuk Unesco, Fauzi Sulaiman dalam kurun dua tahun terakhir terus menelusuri potensi daerah untuk dijadikan sebagai warisan budaya tak benda dunia. Melihat momentum ini, Riau pun mengusulkan agar pantun bisa dijadikan sebagai salah satu warisan dunia.

Hal ini menjadi pembahasan menarik dalam pertemuan dan silaturahmi dalam jamuan makan malam Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman. Kamis (22/12) malam di kediaman Gubernur, Jalan Sisingamangaraja Pekanbaru. Dihadiri langsung Dubes Indonesia untuk Unesco yang berkantor di Paris, Prancis.

“Koordinasi dengan Dirjen Kebudayaan, ada empat yang terdaftar di mereka. Pencak silat, Kapal Pinisi dimasukkan tahun ini untuk nominasi tahun depan, pembahasan untuk nominasi pantun baru pada 2018 mendatang,” ungkap Fauzi Sulaiman kepada Riau Pos Kamis, (22/12).

Pertemuan yang berlangsung hingga pukul 11.00 WIB tersebut juga dihadiri Plt Kadis Kebudayaan Riau Yoserizal Zen, Ketua LAM Riau Al Azhar dan tokoh masyarakat OK Nizami Djamil. Keinginan Riau yang memasukkan pantun dalam usulan karena dinilai selama ini sudah menyentuh dan digunakan berbagai lapisan.

(Dok.: KWRI UNESCO)

Karenanya Fauzi Sulaiman menyarankan agar dalam Website di Riau bisa menyajikan pantun. Bukan saja bahasa Indonesia, tapi juga bahasa asing (Inggris, red).  ‘’Karena ketika pantun dinominasikan maka akan dicari bahan-bahannya oleh panitia dalam sidang nantinya. Sepenuhnya kita mendukung,” tambahnya.

Dijelaskannya terdapat 454 warisan budaya tak benda yang terdaftar di Indonesia, sementara Indonesia punya 6 ribuan warisan budaya tak benda dan benda. Pantun Melayu sebagai elemen budaya yang akan diusulkan ke Unesco, diharapkan Fauzi bisa dimasukkan di 2017 untuk diumumkan 2018.

Memang diakuinya dukungan pihak bawah, mulai komunitas pantun perlu mendukung pada file yang dimasukkan. Karena banyak file yang gagal selama ini, karena dukungan masyarakat bawah kurang. Oleh sebab itu, jelang pembahasan dalam panitia Unesco nantinya, maka daerah pengusul harus melaporkan kalangan yang menggunakan pantun, pada acara-acara, siapa saja pemuka daerah, agama, adat yang selalu menggunakan.

‘’Jadi tidak saja pemerintah, namun juga sekolah, agar pantun digalakkan terus misalnya,” imbaunya.

Sementara itu Gubri menambahkan, rencana pengusulan pantun sebagai warisan budaya tak benda dunia patut didukung seluruh pihak. Karena dengan visi Riau yang akan diwujudkan sebagai pusat kebudayaan Melayu.(egp)

Galeri Foto: Rapat Nominasi Pantun untuk ICH 2017

Sumber: http://riaupos.co/136874-berita-pantun-disusulkan-sebagai-warisan-budaya-tak-benda-dunia.html#.WF-oNvmLS01

]]>
WarisanKITA: Kekayaan Spesifik Negara https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/berita-wawancara/warisankita-kekayaan-spesifik-negara/ Mon, 05 Dec 2016 01:20:40 +0000 http://kwriu.kemdikbud.go.id/?p=10657

]]>
Koran Jakarta: Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/berita-wawancara/koran-jakarta-tubagus-ahmad-fauzi-soelaiman/ https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/berita-wawancara/koran-jakarta-tubagus-ahmad-fauzi-soelaiman/#respond Sat, 26 Nov 2016 20:27:52 +0000 http://kwriu.kemdikbud.go.id/?p=2843

United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) memiliki misi untuk berkontribusi kepada pembentukan kedamaian dan menghilangkan kemiskinan. Misi lainnya adalah membuat pembangunan berkelanjutan dan dialog antarbudaya, dengan cara bekerja melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, komunikasi, dan informasi.

(Sumber: Koran Jakarta)

Berangkat dari semangat tersebut, UNESCO terus menjalin dialog antarbudaya, pendidikan, dan lainnya dengan berbagai negara, termasuk Indonesia.

Indonesia merasa penting untuk menyumbangkan andil di dalamnya. Pemerintah hingga Januari 2018 memilih Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman sebagai Duta Besar atau Deputi Wakil Tetap (Dewatap) Republik Indonesia di UNESCO.

Dalam menjalankan tugasnya, Fauzi mempunyai beberapa target jangka panjang. Target tersebut, antara lain menaikkan citra Indonesia di UNESCO, meningkatkan kerja sama multilateral dalam kerangka kerja UNESCO, dan meningkatkan manfaat UNESCO bagi kepentingan Indonesia.

Fauzi juga mempunyai target jangka pendek dalam menjalankan tugasnya. Untuk mengetahui sejauh mana target itu berjalan serta bagaimana dengan capaian dan tantangannya dalam menjalankan tugasnya, wartawan Koran Jakarta, Frans Ekodhanto, mewawancarai Fauzi, di Bali, belum lama ini.

Berikut petikan selengkapnya.

Sejak kapan Anda menjadi Duta Besar UNESCO?

Saya ditelepon Dirjen Dikti, Kemdikbud pada awal Mei 2014. Saat itu saya masih menjabat sebagai Atase Pendidikan KBRI London. Saya menyelesaikan jabatan tersebut pada akhir Juni 2014 dan kembali ke Indonesia pada bulan Juli.

Setelah mengikuti pembekalan dan pengetesan kesehatan, saya berangkat dan tiba di Paris, Prancis pada 20 Januari 2015. Jabatan ini sudah saya emban selama satu tahun sembilan bulan.

Karena periode jabatan ini adalah tiga tahun, insya Allah jabatan ini akan saya selesaikan pada Januari 2018.

Apa program kerja jangka pendek Anda?

Meningkatkan jumlah kekayaan Indonesia untuk terdaftar di UNESCO sebagai warisan budaya dunia (world cultural heritage), warisan alam dunia (world natural heritage), warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage), ingatan dunia (memory of the world), biosphere reserve, UNESCO global geopark, UNESCO creative cities network, dan category 2 centre.

Saya selalu mengupayakan agar banyak orang Indonesia yang memenangkan prize yang terdaftar di UNESCO. Diupayakan banyak orang Indonesia yang bekerja di UNESCO agar wawasan mereka lebih luas.

Kepentingan Indonesia tentu selalu kami kawal di sidang-sidang umum, sidang badan eksekutif, maupun sidang-sidang lain.

Apa program kerja di bidang kebudayaan?

Salah satu dari lima pilar UNESCO adalah kebudayaan maka dapat dipastikan program kerja dalam bidang ini ada dan utama. Beberapa contoh program yang telah kami laksanakan adalah pementasan angklung dari Saung Mang Udjo yang telah dilakukan pada November 2015.

Pementasan ini disaksikan lebih dari 800 pengunjung, baik dari Prancis dan warga internasional lain di salah satu gedung pertunjukan di Paris yang megah yaitu Odeon Theater. Pertunjukan ini kami adakan untuk memperingati lima tahun dicatatnya angklung sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia.

Acara berlangsung sukses, secara interaktif, dan di akhir acara setiap penonton dipersilakan membawa pulang angklung yang baru dimainkan. Kami juga telah mengadakan pertunjukan paduan suara dan tari saman di UNESCO.

Tahun ini akan digelar sendatari Ramayana di Kantor Pusat UNESCO pada November 2016 dalam rangka ulang tahun ke-25 dicatatnya kawasan Candi Borobudur dan Prambanan sebagai warisan budaya dunia di UNESCO.

Sebuah miniatur Candi Prambanan dan replika relief samudra karsa dari Candi Borobudur akan diberikan ke UNESCO. Sebelumnya, UNESCO telah menerima miniatur Candi Borobudur di tahun 1978.

Tahun ini juga merupakan tahun ke-20 ditetapkannya kawasan Situs Purbakala Sangiran sebagai warisan budaya dunia sehingga akan diberikan replika tengkorak Sangiran 17 kepada UNESCO.

Pencak silat juga disajikan dalam sebuah acara malam Asia Pasifik di Gedung UNESCO pada 28 Oktober 2016. Dalam berbagai acara, kami juga sering menampilkan makanan Indonesia sebagai bagian dari promosi kuliner Indonesia yang saat sudah cukup terkenal dan dinantikan di UNESCO.

Keberhasilan apa yang telah Anda capai?

Selama saya menjabat, Indonesia menerima sembilan sertifikat dan prize dari UNESCO. Pertama, tiga golongan tari tradisional di Bali pada 2 Desember 2015 masuk dalam daftar warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage/ ICH).

Kedua, arsip konferensi Asia Afrika pada 9 Oktober 2015 masuk dalam ingatan dunia (memory of the world/MOW). Ketiga, Bromo Tengger Semeru – Arjuna pada 9 Juni 2015 masuk dalam daftar manusia dan biosfer (man and biosphere/MAB). Keempat, Taka Bonerate, Kepulauan Selayar pada 9 Juni 2015 masuk dalam daftar manusia dan biosfer (MAB).

Kelima, Belambangan pada 19 Maret 2016 masuk dalam daftar manusia dan biosfer (MAB). Keenam, Geopark Gunung Sewu pada Oktober 2015 masuk dalam daftar geopark dunia UNESCO (UNESCO Global Geopark/UGG). Ketujuh, pada 4 November 2015:

UNESCO Japan Prize for ESD (Education for Sustainable Development): Jayagiri Centre/PAUDNI, Kemdikbud. Kedelapan, pada 6 Juni 2016: UNESCO Prize for Girls’ and Women’s Education.

Ibu Ella Yulaelawati, PAUD, Kemdikbud. Dianugerahkan saat International Seminar for Girls’ and Women’ Education, di Beijing, China. Kesembilan, Bandung, dalam Jaringan Kota Kreatif (UNESCO Creative City Network: UCCN), dalam bidang desain. Ini bukan hasil dari saya sendiri, namun kerja keras semua instansi terkait, baik di Indonesia maupun di luar negeri serta sebelum saya menjabat maupun setelahnya.

Kami berhasil menjadi anggota Komite Antarpemerintah Warisan Dunia (World Cultural Heritage Intergovermental Committee) dan Dewan Koordinasi Internasional MAB (International Coordinating Council of the Man and the Biosphere) tahun yang lalu di Sidang Umum 2015, dua badan yang sangat bergengsi di UNESCO.

Hal ini menyatakan bahwa kepercayaan negara lain terhadap Indonesia cukup tinggi di UNESCO. Indonesia juga menjadi anggota beberapa badan UNESCO lain dengan total keanggotaan di tujuh badan di UNESCO saat ini.

Apa keuntungan Indonesia tergabung dalam UNESCO?

UNESCO didirikan untuk mengawal perdamaian setelah selesai Perang Dunia II. Saat itu, disadari bahwa telah terjadi dua kali perang dunia dalam satu periode kehidupan manusia dan tidak diharapkan untuk terulang kembali.

Disadari pula bahwa melalui pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya, perang dapat dicegah. Salah satu kalimat terkenal dalam Konstitusi UNESCO adalah “since wars begin in the minds of men, it is in the minds of men that the defences of peace must be constructed” atau karena perang dimulai dari pemikiran manusia maka di pikiran manusia itulah harus tertanam pengawalan perdamaian.

Dengan menjadi anggota UNESCO, Indonesia dapat memberikan peranannya dalam menjaga dan mempertahankan perdamaian dunia. Selain itu, keragaman budaya Indonesia juga dapat dijaga dengan mengikuti beberapa konvensi yang dikeluarkan UNESCO.

Apa tantangan yang Anda hadapi?

Kesulitan utama saya sebagai Dubes adalah tidak mahirnya saya berbahasa Prancis. Namun di sidang-sidang besar UNESCO, selalu diadakan penerjemahan dalam enam bahasa resmi UNESCO, yaitu Inggris, Prancis, Spanyol, Cina, Rusia, dan Arab.

Dengan demikan tidak terlalu sulit bagi saya untuk mengikuti dan berpartisipasi dalam perdebatan di UNESCO. Hanya pada saat kehidupan sehari-hari di toko dan lain-lain, bahasa Tarzan perlu saya keluarkan.

Bagaimana menjalankan program kebudayaan di Prancis?

Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO selalu berusaha menampilkan sebanyak mungkin kekayaan Indonesia di UNESCO, baik yang sudah terdaftar di UNESCO maupun yang belum.

Beberapa penampilan yang sudah dilakukan adalah pertunjukan angklung dan tari saman. Direncanakan sejumlah pertunjukan lain dalam waktu dekat.

Bagaimana pendapat pemerintah dan masyarakat Prancis mengenai Indonesia?

Indonesia tidak pernah dijajah Prancis sehingga pengetahuan pemerintah dan masyarakat Prancis terhadap Indonesia tidak terlalu besar. Untuk itu, perlu dilakukan penyebaran informasi dan budaya Indonesia secara lebih intensif agar orang Prancis dapat lebih mengenal Indonesia dan tertarik untuk berkunjung dan berinvestasi ke Indonesia. Keaktifan delegasi Indonesia di badan-badan UNESCO.

Menurut Anda, apa tantangan kebudayaan kita saat ini?

Tantangan kebudayaan Indonesia saat ini adalah masuknya budaya dunia ke pemuda dan pemudi Indonesia dalam era globalisasi. Dikhawatirkan beberapa budaya Indonesia akan punah bila tidak terus digali hingga lebih dalam lagi.

Untuk itu, perlu penanganan agar pemuda dan pemudi Indonesia dapat lebih mencintai dan menjaga budaya Indonesia.

Menurut Anda, seberapa penting kegiatan World Culture Forum (WCF)?

WCF sangat penting karena diharapkan WCF menjadi platform forum dunia dalam bidang budaya. Tema WCF 2016, “Budaya untuk sebuah Planet Berkelanjutan yang Inklusif” menyatakan kepada dunia bahwa budaya tidak dapat lepas dari aspek penting lain, seperti politik, ekonomi, dan lain-lain.

Hal positif apa yang bisa Anda ambil dari WCF ini untuk Indonesia di UNESCO?

Pelaksanaan WCF di Indonesia menyatakan kepada dunia maupun UNESCO bahwa Indonesia sangat memperhatikan budaya.

Sebagai negara kesatuan yang damai dan utuh dengan lebih dari 700 suku etnis, Indonesia menyatakan kepada dunia bahwa dengan bebagai keragaman budaya, manusia dapat hidup secara harmonis dan damai. Kehidupan yang damai dengan berbagai macam budaya ini merupakan tujuan utama didirikannya UNESCO.

Apa obsesi Anda sekarang?

Obsesi saya di UNESCO adalah meningkatkan citra positif Indonesia di UNESCO serta meningkatkan kerja sama multilateral di bawah kerangka UNESCO. Untuk kepentingan Indonesia, saya ingin mendaftarkan sebanyak mungkin kekayaan Indonesia di UNESCO dan membuat harum nama Indonesia dengan mengadakan beberapa kegiatan pameran, pertunjukan, dan lain-lain.

Sumber: http://www.koran-jakarta.com/tubagus-ahmad-fauzi-soelaiman/

]]>
https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/berita-wawancara/koran-jakarta-tubagus-ahmad-fauzi-soelaiman/feed/ 0
Indonesia menangkan “UNECSO Prize for Girls” https://kwriu.kemdikbud.go.id/berita/indonesia-menangkan-unecso-prize-for-girls/ Thu, 26 May 2016 18:43:07 +0000 http://kwriu.kemdikbud.go.id/?p=10724 London (ANTARA News) – Indonesia dan Zimbabwe memenangkan UNESCO Prize for Girls and Women Education yang pertama kali diberikan oleh badan PBB yang mengurusi pendidikan keilmuan dan kebudayaan (UNESCO) dan didanai oleh pemerintah China.

Duta Besar/Deputi Wakil Tetap Indonesia untuk UNESCO, T. A. Fauzi Soelaiman kepada Antara mengatakan Indonesia bangga menerima penghargaan ini karena jerih payah yang telah dilakukan Direktorat Pembinaan PAUD di bawah Direktur Ella Yulaelawati telah dihargai UNESCO.

Dia mengatakan, hingga kini Indonesia telah memenangkan tiga penghargaan dari UNESCO yaitu King Sejong Literacy Prize pada 26 September 2012, UNESCO-Japan Prize for Education for Sustainable Development pada 4 November 2015 dan UNESCO Prize for Girls and Women Education ini.

Menurut Fauzi, penghargaan ini diadakan untuk pertama kali di bawah dukungab China sehingga penghargaan akan disampaikan di Beijing pada 3-8 Juni 2016, didahului dengan sebuah seminat internasional tentang pendidikan perempuan pada 4-7 Juni.

Kantor Delegasi Tetap Indonesia di UNESCO selalu mengirimkan berita dibukanya tawaran penghargaan UNESCO ke Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, Kemdikbud dan Komisi National Indonesia untuk UNESCO (KNIU) di Jakarta.

“Dengan kerjasama yang baik, maka dua prize terakhir dimenangkan Indonesia dalam dua tahun terakhir pula,” kata Fauzi.

Dia berharap Indonesia terus aktif mengirimkan proposal untuk hadiah lainnya agar informasi mengenai apa yang Indonesia lakukan dalam bidang-bidang yang diliput UNESCO dapat diapresiasi dan dibagikan ke negara-negara lain serta sekaligus memenangkan penghargaan bernilai cukup besar ini.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Jafar M Sidik

Sumber: http://www.antaranews.com/berita/563187/indonesia-menangkan-unecso-prize-for-girls

]]>