Jakarta – Diberkahi bentang alam yang indah, Indonesia setidaknya punya 40 geopark. Namun sejauh ini, hanya baru 2 yang diakui dunia. Kenapa?
“Sekarang namanya UNESCO Global Geopark (UGG), dan dari Indonesia baru 2 yang masuk daftarnya yaitu Geopark Batur di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali dan Geopark Gunung Sewu di DI Yogyakarta-Jawa Tengah-Jawa Timur,” ujar Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman dalam acara ‘Seminar Nasional Geopark untuk Pariwisata Nasional’ di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).
Menurut Dadang, Indonesia sebenarnya punya banyak bentangan alam yang dinilai layak menjadi geopark dunia. Sebelumnya dia menjelaskan, geopark merupakan salah satu cara untuk mengemas wisata alam secara baik dan tepat.
“Intinya menjaga suatu kawasan dengan konservasi, edukasi dan menyejahterakan masyarakat di sekitarnya. Geopark ini eco-tourism bukan mass toursim,” terangnya.
Dalam seminar tersebut dijelaskan terdapat 40 geoheritage di Indonesia yang potensinya belum dikelola secara optimal untuk menjadi geopark. 40 Tempat itu pun tersebar di Nusantara.
Rinciannya terdapat 12 di Sumatera, 10 di Jawa, 6 di Bali-Nusa Tenggara, 3 di Kalimantan, 4 di Sulawesi dan 5 di Maluku-Papua. Selain yang sudah menjadi geopark dunia, terdapat pula 4 Geopark Nasional.
“Geopark Nasional itu di bawah Pemda dan Kemenhut. Geopark yang sudah bertaraf nasional di Indonesia yaitu Geopark Kaldera Danau Toba di Sumatera Utara, Geopark Merangin di Jambi, Geopark Ciletuh dan Geopark Rinjani. Khusus Rinjani, sepertinya tahun ini diakui UNESCO,” papar Dadang.
Lewat seminar ini, pihak Kemenpar berharap akan mendapat masukan dan penilaian dari para ahli mengenai geopark-geopark di Indonesia yang dapat menjadi paket wisata alam untuk wisatawan. Kemenpar pun siap membantu mempromosikannya.(aff/fay)