Tahukah Anda Hari Ini 26 Tahun Lalu Borobudur Jadi World Heritage

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Hari ini tepat 26 tahun lalu, Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jateng, ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia (World Heritage) oleh UNESCO.

Penetapan pada 13 Desember 191 itu bersamaan status serupa yang disematkan ke Komplek Candi Prambanan, Taman Nasional Komodo, dan Taman Nasional Ujung Kulon.

Situs-situs ini dinilai memenuhi 10 kriteria Outstanding Universal Value (OUV).

Tepat 26 sesudah itu pula, kekayaan Borobudur juga mendapatkan pengakuan sebagai Memory of The World terkait timbunan arsip dan dokumen pemugaran tahap II candi dari tahun 1973-1983.

Menurut Koordinator Pokja Dokumentasi Balai Konservasi Borobudur, Yudi Suhartomno SS MA, penghargaan sebagai Memory of The World ini melengkapi kekayaan budaya Indonesia lain yang sudah diakui sebelumnya oleh Unesco.

Antara lain naskah Babad Diponegoro yang ditulis Pangeran Diponegoro dan La Galigo, karya sastra panjang dari Sulawesi Selatan.

“Awal November kita menerima kabar arsip pemugaran Borobudur diakui menjadi Memory of The World,” kata Yudi beberapa waktu lalu di Balai Konservasi Borobudur.

“Ini kebanggaan kita semua, dan baru Borobudur yang mendapat dua pengakuan internasional dari PBB atas harta karun yang kita kelola,” lanjutnya.

Menurut Yudi, upaya mendapatkan pengakuan sebagai memory of The World ini dilakukan sejak 2011 dengan proses digitalisasi arsip yang jumlahnya ribuan.

“Tahun 2015 kita daftarkan setelah materinya lengkap dan arsip sudah selesai didigitalisasi. Dua tahun kemudian kita mendapatkan kabar baik ini,” kata pria asal Lampung ini.

Arsiap pemugaran Borobudur tahap kedua yang sudah didigitalisasi Balai KOnservasi Borobudur terdiri atas 71.851 foto, 6.043 sheet drawing technic, 7.024 plate negative kaca film, 13.512 slide positif film.

“Ada 65.741 ekspos negatif film, 21 rol seluloit film tanpa suara, dan 425 laporan dan deskripsi pemugaran,” beber Yudi. Inilah yang diserahkan ke Unesco untuk diverifikasi dan akhirnya arsip itu diakui sebagai Memory of The World.

“Kekayaan ini praktis jadi milik kita karena seperti Babad Diponegoro dan La Galigo, tidak hanya Indonesia, tapi negara penyimpan arsip itu juga termasuk yang menerima penghargaan.

Keseluruhan arsip pemugaran Borobudur yang melibatkan para ahli multi disiplin dan dukungan banyak negara serta Unesco ini tersimpan di ruang khusus di Balai Konservasi Borobudur.

“Kita juga mendapat dukungan dari sponsor di Jakarta, Arsip Nasional RI, dan Dirjen Kebudayaan. Ini harta karun penting kita, dan menjadi salah satu nilai jual Borobudur selain bangunan candinya,” imbuhnya.

Arsip ini terbuka untuk umum maupun objek penelitian akademis menyangkut Borobudur.

“Tentu ada prosedur administrasi mengingat arsip ini benar-benar kita rawat dan jaga supaya tidak rusak,” kata Yudi yang pernah bertugas di BPCB Aceh.

Pemugaran Candi Borobudur yang berlangsung selama 10 tahun (1973-1983) tergolong pekerjaan raksasa yang akhirnya bisa memperlihatkan wajah Borobudur yang demikian megah dan mempesona.

Tentu pemugaran tahap kedua ini tak lepas dari upaya yang dilakukan para perintis renovasi dan rehabilitasi Borobudur pada tahap awal, yaitu kelompok kerja Van Erp pada 1907-1911.

Guna memudahkan warga untuk memahami dan mempelajari Borobubudur, Balai Konservasi Borobudur telah membuat aplikasi praktis Borobudurpedia.

Aplikasi berbasis web ini bisa diunduh di Playstore (Android).

Di aplikasi ini, visitor bisa mendapatkan info-info praktis tentang Candi Borobudur.

Bahkan penjelasan alat-alat pemeliharaan candi hingga yang paling remehtemeh pun juga ada.

“Aplikasi ini rintisan. Akan terus kita perbaiki dan update informasinya,” kata Panggah Ardiansyah SS MA, Koordinator Pokja Publikasi Balai Onservasi Borobudur.

“Kontennya kita yang menyiapkan, dan semoga bisa jadi referensi bagi para peminat Borobudur tanpa harus datang ke sini,” lanjut master arkeologi lulusan Inggris ini. (xna)

Penulis: xna
Editor: dik

Sumber: http://jogja.tribunnews.com/2017/12/13/tahukah-anda-hari-ini-26-tahun-lalu-borobudur-jadi-world-heritage