United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) memiliki misi untuk berkontribusi kepada pembentukan kedamaian dan menghilangkan kemiskinan. Misi lainnya adalah membuat pembangunan berkelanjutan dan dialog antarbudaya, dengan cara bekerja melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, komunikasi, dan informasi.

Berangkat dari semangat tersebut, UNESCO terus menjalin dialog antarbudaya, pendidikan, dan lainnya dengan berbagai negara, termasuk Indonesia.
Indonesia merasa penting untuk menyumbangkan andil di dalamnya. Pemerintah hingga Januari 2018 memilih Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman sebagai Duta Besar atau Deputi Wakil Tetap (Dewatap) Republik Indonesia di UNESCO.
Dalam menjalankan tugasnya, Fauzi mempunyai beberapa target jangka panjang. Target tersebut, antara lain menaikkan citra Indonesia di UNESCO, meningkatkan kerja sama multilateral dalam kerangka kerja UNESCO, dan meningkatkan manfaat UNESCO bagi kepentingan Indonesia.
Fauzi juga mempunyai target jangka pendek dalam menjalankan tugasnya. Untuk mengetahui sejauh mana target itu berjalan serta bagaimana dengan capaian dan tantangannya dalam menjalankan tugasnya, wartawan Koran Jakarta, Frans Ekodhanto, mewawancarai Fauzi, di Bali, belum lama ini.
Berikut petikan selengkapnya.
Sejak kapan Anda menjadi Duta Besar UNESCO?
Saya ditelepon Dirjen Dikti, Kemdikbud pada awal Mei 2014. Saat itu saya masih menjabat sebagai Atase Pendidikan KBRI London. Saya menyelesaikan jabatan tersebut pada akhir Juni 2014 dan kembali ke Indonesia pada bulan Juli.
Setelah mengikuti pembekalan dan pengetesan kesehatan, saya berangkat dan tiba di Paris, Prancis pada 20 Januari 2015. Jabatan ini sudah saya emban selama satu tahun sembilan bulan.
Karena periode jabatan ini adalah tiga tahun, insya Allah jabatan ini akan saya selesaikan pada Januari 2018.
Apa program kerja jangka pendek Anda?
Meningkatkan jumlah kekayaan Indonesia untuk terdaftar di UNESCO sebagai warisan budaya dunia (world cultural heritage), warisan alam dunia (world natural heritage), warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage), ingatan dunia (memory of the world), biosphere reserve, UNESCO global geopark, UNESCO creative cities network, dan category 2 centre.
Saya selalu mengupayakan agar banyak orang Indonesia yang memenangkan prize yang terdaftar di UNESCO. Diupayakan banyak orang Indonesia yang bekerja di UNESCO agar wawasan mereka lebih luas.
Kepentingan Indonesia tentu selalu kami kawal di sidang-sidang umum, sidang badan eksekutif, maupun sidang-sidang lain.
Apa program kerja di bidang kebudayaan?
Salah satu dari lima pilar UNESCO adalah kebudayaan maka dapat dipastikan program kerja dalam bidang ini ada dan utama. Beberapa contoh program yang telah kami laksanakan adalah pementasan angklung dari Saung Mang Udjo yang telah dilakukan pada November 2015.
Pementasan ini disaksikan lebih dari 800 pengunjung, baik dari Prancis dan warga internasional lain di salah satu gedung pertunjukan di Paris yang megah yaitu Odeon Theater. Pertunjukan ini kami adakan untuk memperingati lima tahun dicatatnya angklung sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia.
Acara berlangsung sukses, secara interaktif, dan di akhir acara setiap penonton dipersilakan membawa pulang angklung yang baru dimainkan. Kami juga telah mengadakan pertunjukan paduan suara dan tari saman di UNESCO.
Tahun ini akan digelar sendatari Ramayana di Kantor Pusat UNESCO pada November 2016 dalam rangka ulang tahun ke-25 dicatatnya kawasan Candi Borobudur dan Prambanan sebagai warisan budaya dunia di UNESCO.
Sebuah miniatur Candi Prambanan dan replika relief samudra karsa dari Candi Borobudur akan diberikan ke UNESCO. Sebelumnya, UNESCO telah menerima miniatur Candi Borobudur di tahun 1978.
Tahun ini juga merupakan tahun ke-20 ditetapkannya kawasan Situs Purbakala Sangiran sebagai warisan budaya dunia sehingga akan diberikan replika tengkorak Sangiran 17 kepada UNESCO.
Pencak silat juga disajikan dalam sebuah acara malam Asia Pasifik di Gedung UNESCO pada 28 Oktober 2016. Dalam berbagai acara, kami juga sering menampilkan makanan Indonesia sebagai bagian dari promosi kuliner Indonesia yang saat sudah cukup terkenal dan dinantikan di UNESCO.
Keberhasilan apa yang telah Anda capai?
Selama saya menjabat, Indonesia menerima sembilan sertifikat dan prize dari UNESCO. Pertama, tiga golongan tari tradisional di Bali pada 2 Desember 2015 masuk dalam daftar warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage/ ICH).
Kedua, arsip konferensi Asia Afrika pada 9 Oktober 2015 masuk dalam ingatan dunia (memory of the world/MOW). Ketiga, Bromo Tengger Semeru – Arjuna pada 9 Juni 2015 masuk dalam daftar manusia dan biosfer (man and biosphere/MAB). Keempat, Taka Bonerate, Kepulauan Selayar pada 9 Juni 2015 masuk dalam daftar manusia dan biosfer (MAB).
Kelima, Belambangan pada 19 Maret 2016 masuk dalam daftar manusia dan biosfer (MAB). Keenam, Geopark Gunung Sewu pada Oktober 2015 masuk dalam daftar geopark dunia UNESCO (UNESCO Global Geopark/UGG). Ketujuh, pada 4 November 2015:
UNESCO Japan Prize for ESD (Education for Sustainable Development): Jayagiri Centre/PAUDNI, Kemdikbud. Kedelapan, pada 6 Juni 2016: UNESCO Prize for Girls’ and Women’s Education.
Ibu Ella Yulaelawati, PAUD, Kemdikbud. Dianugerahkan saat International Seminar for Girls’ and Women’ Education, di Beijing, China. Kesembilan, Bandung, dalam Jaringan Kota Kreatif (UNESCO Creative City Network: UCCN), dalam bidang desain. Ini bukan hasil dari saya sendiri, namun kerja keras semua instansi terkait, baik di Indonesia maupun di luar negeri serta sebelum saya menjabat maupun setelahnya.
Kami berhasil menjadi anggota Komite Antarpemerintah Warisan Dunia (World Cultural Heritage Intergovermental Committee) dan Dewan Koordinasi Internasional MAB (International Coordinating Council of the Man and the Biosphere) tahun yang lalu di Sidang Umum 2015, dua badan yang sangat bergengsi di UNESCO.
Hal ini menyatakan bahwa kepercayaan negara lain terhadap Indonesia cukup tinggi di UNESCO. Indonesia juga menjadi anggota beberapa badan UNESCO lain dengan total keanggotaan di tujuh badan di UNESCO saat ini.
Apa keuntungan Indonesia tergabung dalam UNESCO?
UNESCO didirikan untuk mengawal perdamaian setelah selesai Perang Dunia II. Saat itu, disadari bahwa telah terjadi dua kali perang dunia dalam satu periode kehidupan manusia dan tidak diharapkan untuk terulang kembali.
Disadari pula bahwa melalui pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya, perang dapat dicegah. Salah satu kalimat terkenal dalam Konstitusi UNESCO adalah “since wars begin in the minds of men, it is in the minds of men that the defences of peace must be constructed” atau karena perang dimulai dari pemikiran manusia maka di pikiran manusia itulah harus tertanam pengawalan perdamaian.
Dengan menjadi anggota UNESCO, Indonesia dapat memberikan peranannya dalam menjaga dan mempertahankan perdamaian dunia. Selain itu, keragaman budaya Indonesia juga dapat dijaga dengan mengikuti beberapa konvensi yang dikeluarkan UNESCO.
Apa tantangan yang Anda hadapi?
Kesulitan utama saya sebagai Dubes adalah tidak mahirnya saya berbahasa Prancis. Namun di sidang-sidang besar UNESCO, selalu diadakan penerjemahan dalam enam bahasa resmi UNESCO, yaitu Inggris, Prancis, Spanyol, Cina, Rusia, dan Arab.
Dengan demikan tidak terlalu sulit bagi saya untuk mengikuti dan berpartisipasi dalam perdebatan di UNESCO. Hanya pada saat kehidupan sehari-hari di toko dan lain-lain, bahasa Tarzan perlu saya keluarkan.
Bagaimana menjalankan program kebudayaan di Prancis?
Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO selalu berusaha menampilkan sebanyak mungkin kekayaan Indonesia di UNESCO, baik yang sudah terdaftar di UNESCO maupun yang belum.
Beberapa penampilan yang sudah dilakukan adalah pertunjukan angklung dan tari saman. Direncanakan sejumlah pertunjukan lain dalam waktu dekat.
Bagaimana pendapat pemerintah dan masyarakat Prancis mengenai Indonesia?
Indonesia tidak pernah dijajah Prancis sehingga pengetahuan pemerintah dan masyarakat Prancis terhadap Indonesia tidak terlalu besar. Untuk itu, perlu dilakukan penyebaran informasi dan budaya Indonesia secara lebih intensif agar orang Prancis dapat lebih mengenal Indonesia dan tertarik untuk berkunjung dan berinvestasi ke Indonesia. Keaktifan delegasi Indonesia di badan-badan UNESCO.
Menurut Anda, apa tantangan kebudayaan kita saat ini?
Tantangan kebudayaan Indonesia saat ini adalah masuknya budaya dunia ke pemuda dan pemudi Indonesia dalam era globalisasi. Dikhawatirkan beberapa budaya Indonesia akan punah bila tidak terus digali hingga lebih dalam lagi.
Untuk itu, perlu penanganan agar pemuda dan pemudi Indonesia dapat lebih mencintai dan menjaga budaya Indonesia.
Menurut Anda, seberapa penting kegiatan World Culture Forum (WCF)?
WCF sangat penting karena diharapkan WCF menjadi platform forum dunia dalam bidang budaya. Tema WCF 2016, “Budaya untuk sebuah Planet Berkelanjutan yang Inklusif” menyatakan kepada dunia bahwa budaya tidak dapat lepas dari aspek penting lain, seperti politik, ekonomi, dan lain-lain.
Hal positif apa yang bisa Anda ambil dari WCF ini untuk Indonesia di UNESCO?
Pelaksanaan WCF di Indonesia menyatakan kepada dunia maupun UNESCO bahwa Indonesia sangat memperhatikan budaya.
Sebagai negara kesatuan yang damai dan utuh dengan lebih dari 700 suku etnis, Indonesia menyatakan kepada dunia bahwa dengan bebagai keragaman budaya, manusia dapat hidup secara harmonis dan damai. Kehidupan yang damai dengan berbagai macam budaya ini merupakan tujuan utama didirikannya UNESCO.
Apa obsesi Anda sekarang?
Obsesi saya di UNESCO adalah meningkatkan citra positif Indonesia di UNESCO serta meningkatkan kerja sama multilateral di bawah kerangka UNESCO. Untuk kepentingan Indonesia, saya ingin mendaftarkan sebanyak mungkin kekayaan Indonesia di UNESCO dan membuat harum nama Indonesia dengan mengadakan beberapa kegiatan pameran, pertunjukan, dan lain-lain.
Sumber: http://www.koran-jakarta.com/tubagus-ahmad-fauzi-soelaiman/