Pantun Disusulkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dubes Indonesia untuk Unesco, Fauzi Sulaiman dalam kurun dua tahun terakhir terus menelusuri potensi daerah untuk dijadikan sebagai warisan budaya tak benda dunia. Melihat momentum ini, Riau pun mengusulkan agar pantun bisa dijadikan sebagai salah satu warisan dunia.

Hal ini menjadi pembahasan menarik dalam pertemuan dan silaturahmi dalam jamuan makan malam Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman. Kamis (22/12) malam di kediaman Gubernur, Jalan Sisingamangaraja Pekanbaru. Dihadiri langsung Dubes Indonesia untuk Unesco yang berkantor di Paris, Prancis.

“Koordinasi dengan Dirjen Kebudayaan, ada empat yang terdaftar di mereka. Pencak silat, Kapal Pinisi dimasukkan tahun ini untuk nominasi tahun depan, pembahasan untuk nominasi pantun baru pada 2018 mendatang,” ungkap Fauzi Sulaiman kepada Riau Pos Kamis, (22/12).

Pertemuan yang berlangsung hingga pukul 11.00 WIB tersebut juga dihadiri Plt Kadis Kebudayaan Riau Yoserizal Zen, Ketua LAM Riau Al Azhar dan tokoh masyarakat OK Nizami Djamil. Keinginan Riau yang memasukkan pantun dalam usulan karena dinilai selama ini sudah menyentuh dan digunakan berbagai lapisan.

(Dok.: KWRI UNESCO)

Karenanya Fauzi Sulaiman menyarankan agar dalam Website di Riau bisa menyajikan pantun. Bukan saja bahasa Indonesia, tapi juga bahasa asing (Inggris, red).  ‘’Karena ketika pantun dinominasikan maka akan dicari bahan-bahannya oleh panitia dalam sidang nantinya. Sepenuhnya kita mendukung,” tambahnya.

Dijelaskannya terdapat 454 warisan budaya tak benda yang terdaftar di Indonesia, sementara Indonesia punya 6 ribuan warisan budaya tak benda dan benda. Pantun Melayu sebagai elemen budaya yang akan diusulkan ke Unesco, diharapkan Fauzi bisa dimasukkan di 2017 untuk diumumkan 2018.

Memang diakuinya dukungan pihak bawah, mulai komunitas pantun perlu mendukung pada file yang dimasukkan. Karena banyak file yang gagal selama ini, karena dukungan masyarakat bawah kurang. Oleh sebab itu, jelang pembahasan dalam panitia Unesco nantinya, maka daerah pengusul harus melaporkan kalangan yang menggunakan pantun, pada acara-acara, siapa saja pemuka daerah, agama, adat yang selalu menggunakan.

‘’Jadi tidak saja pemerintah, namun juga sekolah, agar pantun digalakkan terus misalnya,” imbaunya.

Sementara itu Gubri menambahkan, rencana pengusulan pantun sebagai warisan budaya tak benda dunia patut didukung seluruh pihak. Karena dengan visi Riau yang akan diwujudkan sebagai pusat kebudayaan Melayu.(egp)

Galeri Foto: Rapat Nominasi Pantun untuk ICH 2017

Sumber: http://riaupos.co/136874-berita-pantun-disusulkan-sebagai-warisan-budaya-tak-benda-dunia.html#.WF-oNvmLS01