Geopark, Destinasi Wisata Alam yang Mencerdaskan

Jakarta – Suatu kawasan yang punya label geopark, tak hanya menjadikannya destinasi wisata alam. Wisatawan yang datang pun akan mendapat ilmu dan wawasan pengetahuan alam.

“Di Batur misalnya yang sudah menjadi UNESCO Global Geopark (UGG), itu ada semacam etalase. Tempat wisatawan untuk mendapat informasi lebih banyak tentang Batur,” ujar Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman pada awak media di sela-sela acara ‘Seminar Nasional Geopark untuk Pariwisata Nasional’ di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (25/5/2016).

Dalam acara yang diprakasai oleh alumni ITB Angkatan 1981 itu, para ahli geologi pun berkumpul untuk menyusun dan memilih geopark-geopark di Indonesia yang cocok untuk menjadi destinasi wisata alam. Kemudian hasilnya, akan diserahkan kepada Kementerian Pariwisata untuk kemudian dipromosikan.

Kembali ke Dadang, dirinya berujar bahwa beberapa geopark di Indonesia sudah memiliki museum. Tak ayal, tujuan dari konsep geopark sendiri adalah memberikan edukasi kepada pengunjung.

“Dalam geopark, komponennya ada sarana pendidikan dan ilmu pengetahuan yang jadi daya tarik wisata. Kita dari Kemenpar akan membantu membangun information center,” jelasnya.

Jadi jika jalan-jalan ke suatu geopark, kita tidak hanya mengagumi alamnya yang indah. Namun juga, mengetahui bentangan alam, konservasi, budaya sampai sejarah tempat tersebut.

Sejauh ini, sudah terdapat 40 tempat di Indonesia yang punya potensi untuk menjadi geopark. Sementara itu, sudah ada 4 Geopark Nasional yakni Geopark Kaldera Danau Toba di Sumatera Utara, Geopark Merangin di Jambi, Geopark Ciletuh dan Geopark Rinjani. Baru ada 2 geopark yang diakui UNESCO yaitu Geopark Batur di Kintamani, Kabupaten Banglu, Bali dan Geopark Gunung Sewu di DI Yogyakarta-Jawa Tengah-Jawa Timur.(aff/shf)

Sumber: http://travel.detik.com/travel-news/d-3217373/geopark-destinasi-wisata-alam-yang-mencerdaskan